Microwave Access (WiMAX)
I.
PENDAHULUAN
Worldwide
Interoperability for Microwave Access
(WiMAX) merupakan standar industri yang bertugas menginterkoneksikan
berbagai standar teknis yang bersifat
global menjadi satu kesatuan. WiMAX
dan WiFi dibedakan berdasarkan standar teknik yang bergabung didalamnya. WiFi menggabungkan standar IEEE 802.11
dengan ETSI HiperLAN yang merupakan standar teknis yang cocok
untuk keperluan WLAN, sedangkan WiMAX merupakan penggabungan antara
standar IEEE 802.16 dengan ETSI HiperMAN. Standar keluaran
IEEE banyak digunakan secara luas di daerah asalnya, yaitu Eropa dan
sekitarnya. Untuk dapat membuat teknologi ini digunakan secara global, maka
diciptakan WiMAX. Standar global yang
dipakai di dunia dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Standar-standar yang ada dengan spesifikasi yang
mendukung komunikasi sampai tingkat MAN disatukan dengan standar WiMAX
|
Kedua
standar yang disatukan ini merupakan standar teknis yang memiliki spesifikasi
yang sangat cocok untuk menyediakan koneksi berjenis broadband lewat media wireless atau broadband wireless access
(BWA). Pada masa mendatang, segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi
BWA kemungkinan akan diberi sertifikasi WiMAX.
Standar WiMAX dibentuk oleh
gabungan-gabungan industri perangkat wireless
dan chip-chip komputer diseluruh dunia.
Perusahaan besar ini bergabung dalam
suatu forum kerja yang merumuskan standar interkoneksi antar teknologi BWA yang
mereka miliki pada produk-produknya.
WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave
Access) adalah sebuah tanda
sertifikasi untuk produk-produk yang lulus tes cocok dan sesuai dengan standar IEEE
802.16. WiMAX merupakan teknologi nirkabel
yang menyediakan hubungan jalur lebar dalam jarak
jauh. WiMAX merupakan teknologi broadband yang memiliki
kecepatan akses yang tinggi dan jangkauan yang luas. WiMAX merupakan evolusi
dari teknologi BWA
sebelumnya dengan fitur-fitur yang lebih menarik. Disamping kecepatan data yang
tinggi mampu diberikan, WiMAX juga membawa isu open standar. Dalam arti
komunikasi perangkat WiMAX diantara beberapa vendor yang berbeda tetap dapat
dilakukan (tidak proprietary). Dengan kecepatan data yang besar (sampai 70
MBps), WiMAX layak diaplikasikan untuk ‘last mile’ broadband connections,
backhaul, dan high
speed enterprise.
Standar
keluaran IEEE banyak digunakan secara luas di daerah asalnya, Amerika,
sedangkan standar keluaran ETSI meluas penggunaannya di daerah Eropa dan
sekitarnya. Untuk membuat teknologi ini dapat digunakan secara global, maka
diciptakanlah WiMAX. Kedua standar yang disatukan ini merupakan standar teknis
yang memiliki spesifikasi yang sangat cocok untuk menyediakan koneksi berjenis
broadband lewat media wireless atau dikenal dengan BWA.
II. Analisis Potensi Teknologi WiMAX
2.1 Regulasi WiMAX
Dengan mulai hadirnya teknologi Wimax di tengah-tengah
kehidupan masyarakat Indonesia maka memerlukan regulasi yang dapat mengatur berjalannya pelaksanaan penerapan Wimax di Indonesia. Dengan adanya regulasi tentu akan memacu para penyedia jasa Wimax untuk menerapkan teknolgi yang mereka miliki pada masyarakat, yang nantinya masyarakat pedesaan pun akan dapat menikmati teknologi Wimax. Namun dalam pembuatan regulasi Wimax berjalan
tidak berjalan lancar.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo, Gatot S.
Dewa Broto mengatakan, panjangnya proses penetapan regulasi ini, semata karena
kompleksitas pengaturan Wimax11. Dua Peraturan Menkominfo yang ditandatangani
berisikan ketentuan persiapan seleksi penyelenggaraan jaringan tetap lokal
berbasis packet switched atau WIMAX (Worldwide Interoperability for Microwave
Access) pada pita frekuensi radio 2,3 GHz.
Dua Peraturan Menteri Kominfo (Permenkominfo) mengatur
pertama, penataan dan penggunaan frekuensi radio untuk keperluan layanan pita
lebar nirkabel (wireless broadband). Permenkominfo ini menetapkan Pita
Frekuensi Radio untuk Keperluan Layanan Pita Lebar Nirkabel (Wireless Broadband
) Pada Pita Frekuensi Radio 2.3 GHz.
Peraturan Menkominfo juga mengatur penetapan Pita
Frekuensi Radio Untuk
Keperluan Layanan Pita Lebar Nirkabel (wireless broadband) pada Pita Frekuensi
Radio 3.3 GHz dan Migrasi Pengguna Frekuensi Radio Eksisting untuk Keperluan
Layanan Pita Lebar Nirkabel dari Pita Frekuensi Radio 3.4 - 3.6 GHz Ke Pita
Frekuensi Radio 3.3 GHz ungkap Gatot.
Keperluan Layanan Pita Lebar Nirkabel (wireless broadband) pada Pita Frekuensi
Radio 3.3 GHz dan Migrasi Pengguna Frekuensi Radio Eksisting untuk Keperluan
Layanan Pita Lebar Nirkabel dari Pita Frekuensi Radio 3.4 - 3.6 GHz Ke Pita
Frekuensi Radio 3.3 GHz ungkap Gatot.
Sementara pada dua Keputusan Menkominfo, mengatur dua
hal yaitu ; pertama tentang Peluang Usaha Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal
Berbasis Packet Switched dengan Pita Frekuensi Radio 2.3 GHz untuk Keperluan
Layanan Pita Lebar Nirkabel (wireless broadband).
2.2 Teknologi WiMAX dan Layanannya
BWA WiMAX adalah standards-based technology yang memungkinkan
penyaluran akses broadband melalui penggunaan wireless sebagai komplemen
wireline. WiMAX menyediakan akses last mile secara fixed, nomadic, portable dan
mobile tanpa syarat LOS (NLOS) antara user dan base station. WiMAX juga
merupakan sistem BWA yang memiliki kemampuan interoperabilty antar perangkat
yang berbeda. WiMAX dirancang untuk dapat memberikan layanan Point to
Multipoint (PMP) maupun Point to Point (PTP). Dengan kemampuan pengiriman data
hingga 10 Mbps/user.
Pengembangan WiMAX berada dalam range kemampuan yang cukup lebar. Fixed
WiMAX pada prinsipnya dikembangkan dari sistem WiFi, sehingga keterbatasan WiFi
dapat dilengkapi melalui sistem ini, terutama dalam hal coverage/jarak,
kualitas dan garansi layanan (QoS). Sementara itu Mobile WiMAX dikembangkan
untuk dapat mengimbangi teknologi selular seperti GSM, CDMA 2000 maupun 3G.
Keunggulan Mobile WiMAX terdapat pada konfigurasi sistem yang jauh lebih
sederhana serta kemampuan pengiriman data yang lebih tinggi. Oleh karena itu
sistem WiMAX sangat mungkin dan mudah diselenggarakan oleh operator baru atau
pun service provider skala kecil. Namun demikian kemampuan mobility dari Mobile
WiMAX masih berada dibawah kemampuan teknologi selular.
2.3
Wimax di Sisi Produsen atau Provider
Kepala
Bagian Umum dan Humas Ditjen Postel, Gatot S. Dewa Broto menegaskan, pihaknya
telah menyiapkan perangkat aturan berupa Rancangan Peraturan Menteri Kominfo
untuk tender BWA (broadband wireless access) yang dimulai tahun 2008. Tender
tersebut ditujukan bagi industri pendukung peralatan untuk lisensi satu blok
frekuensi di pita 2,3 GHz.
Wan
Yi, Direktur Wireless and Mobile Department di China Communications Standards
Association (CCSA), mengatakan satus 3G Wimax akan mengganggu keseimbangan
industri mobile.
“Teknologi
3G bertumpu pada struktur segitiga W-CDMA, CDMA, dan TD-SCDMA. Wimax akan
mempengaruhi ini secar besar-besaran. Semua vendor besar W-CDMA dan CDMA
menentang ini,” ujar Wan. Wimax merupakan teknologi yang menggunakan teknik
SOFDMA, teknik modulasi multicarrier yang menggunakan subchannelisasi. Provider
menggunakan standar frekuensi untuk pelanggan tetap (fixed) dan bergerak
(normadic). Teknik modulasi Wimax berbeda dengan CDMA dimana CDMA menggunakan
perbedaan kode pada tiap pelanggannya.
2.4
Wimax di Sisi Konsumen
Teknologi
Wimax dapat mengcover area sekitar 50km dimana ratusan pengguna akan dishare
sinyal dan kanal untuk transmisi data sampai 155 Mbps.
Pada
aplikasi mobile, user Wimax layaknya menggunakan terminal Wifi seperti:
notebook, PDA, dan smartphone. Pemanfaatan Wimax sama dengan pemanfaatan Wifi.
Sebuah terminal dapat mendeteksi jaringan Wimax dan Wifi sehingga user akan
semakin dimudahkan karena bisa memilih Wimax broadband (untuk jaringan Wimax)
atau wireless hotspot (untuk jaringan Wifi/Wireless LAN).
2.5
Modulasi
WiMAX
yang menggunakan standar IEEE802.16d didukung oleh 4 skema modulasi yang
berbeda yaitu: BPSK, QPSK, 16 QAM, dan 64 QAM. Modulasi yang digunakan
merupakan modulasi adaptif yang mengizinkan sistem WiMAX menambahkan skema
modulasi sinyal tergantung dari kondisi SNR (Signal to Noise ratio) pada link
radio.
Pada
saat link radio mengalami peningkatan kualitas, maka skema modulasi yang
tertinggi akan dipergunakan, dan akan memberikan kapasitas yang lebih besar
pada sistem. Selama terjadi fading sinyal (yang berati menurunnya kualitas pada
link radio), sistem WiMAx dapat bergeser ke arah skema modulasi yang lebih
rendah untuk menjaga kualitas hubungan pada link radio dan kestabilan link.
2.6
Pengalokasian Frekuensi
Ada
2 jenis frekuensi yang digunakan untuk pengembangan WiMAX yaitu frekuensi
berlisensi dan frekuensi yang tidak berlisensi.
1.
Frekuensi berlisensi
Frekuensi
berlisensi yang biasa dipakai adalah frekuensi 2,5 GHz dan frekuensi 3,5 GHz.
a.
2,5 GHz
Band
frekuensi 2,5 GHz digunakan di banyak negara di dunia termasuk Amerika Utara,
Amerika Serikat, Amerika Latin, Eropa Barat, Eropa Timur serta beberapa negara
di Asia Pasific. Spektrum frekuensi yang digunakan antara 2,5 GHz - 2,69 GHz.
b.
3,5 GHz
Di
Eropa, ETSI mengalokasikan band frekuensi 3,5 GHz yang sebenarnya dialokasikan
untuk WPLL untuk pengembangan WiMAX. Spektrum frekuensi yang digunakan antara
3,3 GHz - 3,8 GHz, tetapi yang banyak dipakai adalah frekuensi antara 3,4 GHz -
3,6 GHz.
2.
Frekuensi tidak berlisensi
Spektrum
frekuensi yang tidak berlisensi adalah antra 5,25 GHz - 5,85 GHz. Di beberapa
negara yang menggunakan frekuensi antara 5,725 GHz - 5,85 GHz penggunaan daya
output dapat dinaikkan sebesar 4 Watts untuk meningkatkan daerah jangkauan.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknologi jaringan data tanpa kabel terus berkembang
dan hasilnya yang terbaru adalah WiMAX (Worldwide Interoperability for
microwave access). Secara resmi disebut sebagai standar 802.16. WiMAX mempunyai
beberapa keunggulan dibandingkan teknologi sebelumnya dalam hal kecepatan
transfer data, radius sel, modulasi adaptifnya serta mendukung LOS dan NLOS.
Proses perancangan jaringan WiMAX ini harus
disesuaikan dengan keadaan wilayah serta seberapa besar kebutuhan bandwidth di
daerah tersebut. Daerah urban adalah daerah yang memiliki kepadatan penduduk
yang tinggi. Di Daerah inilah kebutuhan akan jaringan internet cukup besar.
Beberapa keuntungan pada teknologi WiMAX
dibandingkan dengan teknologi DSL yaitu mampu menjangkau suatu daerah layanan
hingga radius 30 mil, bekerja pada kondisi NLOS (Non Line of Sight) dan
melayani kecepatan data hingga 75 Mbps (tergantung spesifikasi yang digunakan).
Kriteria ini yang membuat WiMAX sebagai teknologi yang berkembang di seluruh
dunia.
Teknologi WiMAX secara umum dapat digunakan sebagai
aplikasi untuk akses broadband bagi pelanggan di rumah (fixed), di area
perkantoran (nomadic), maupun di kendaraan (mobile). Impelmentasi teknologi
WIMAX yang mudah dengan fleksibiltas yang tinggi menjadikan teknologi WiMAX
sangat cocok untuk diadopsi di negara dengan kawasan yang luas dan bervariasi
seperti Indonesia. Teknologi WIMAX mampu mengatasi atau mengurangi masalah pada
NLOS serta memiliki keunggulan yang disebabkan oleh penggunaan teknologi OFDM.
3.2 Saran
Pemerintah harus mendukung implementasi jaringan
WiMAX regional agar dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat daerah
dengan adanya akses internet berkecepatan tinggi untuk mendukung sektor bisnis yang
sesuai.
Operator seharusnya mencoba mengimplementasikan WiMAX
apabila menginginkan menuju layanan 4G. WiMAX
harus dilihat sebagai pelengkap ataupun pesaing sehingga model bisnis yang ada
dapat disesuaikan agar tetap menguntungkan bagi operator.
REFERENSI
[1]
John Shelper, “1G, 2G, 3G, 4G”, TechColumn, April2005, www.T1Rex.com
[2]
Alex Goldman, “WiMAX is wrong for urban
areas”, ISPPlanet, June 2004,
http://www.ispplanet.com
[3]
Blue print, “The next bout: 3G versus
BWA”, http://www.arcchart.com/blueprint
[4]
http://freddykurnia.blogspot.com
[5]
Widodo,Thomas,Sri,2008."Teknologi wimax untuk komunikasi digital bidang
lebar",Graha Ilmu, Yogyakarta,
[6]
http://id.wikipedia.org/wiki/WiMAX
semoga makalah Microwave Access (WiMAX) dapat bermanfat bagi teman teman mahsiswa telko kususnya dan kepada yang lain juga,,,
0 komentar:
Post a Comment